Biarawan Buddha Membakar Diri

Tuesday, April 30, 2013

Biarawan Buddha Membakar Diri

       Seorang Buddha memprotes penganiyaan umat Buddha oleh pemerintah Vietnam Selatan yang Katolik-Roma dengan cara membakar dirinya, kejadian ini trejadi di jalan raya kota Saigon pada 11 Juni 63. seorang buddha ini bernama Thích Quảng Durc. Dan ahirnya ia meninggal dunia.

      Pada pagi hari beredar kabar bahwa akan terjadi kejadian penting di depan kedutaan Kamboja di Saigon. Tak lama kemudian, sekitar 359 biarawati berarak-arak mendatangin kedutaan kamboja tersebut. mereka memperotes kebijakan pemerintah presiden Ngô Đình Diệm yang mendiskriminasi umat buddha.
Aksi bakar diri ini, Thích Quảng Durc ditemani oleh dua biarawan lain. Salah satu dari mereka meletakkan bantal di jalan, dan satu lagi membuka bagasi mobil kemudian menurunkan drigen berisi 5 galon bensin. ia duduk dengan tenang. Ia mengambil posisi meditasi lotus di atas bantal. Kemudian seorang biarawan menuangkan bensin sampai habis di atas Durc. Lalu ia memutar tasbih sambil mengucapkan doa pendek, menyalakan korek api dan menjatuhkannya.
Tanpa waktu lama api pun membakar jubah dan badan Durc. Dan asap hitam pun mengepul.Orang yang melihat kejadian tersebut sangat terkejud, suasana menjadi hening, tetapi beberapa saat kemudian ada yang menjerit-jerit dan ada pula yang berdoa.
    Jasad dari Durc dikermasi ulang dan jantungya disimpan di pagoda Xá Lợi sebagai lambang welas asih seorang buddha.

    Menurut Luwi  Ishwara (2005) Jurnalistik atau jurnalisme, memiliki ciri-ciri penting untuk kita ketahui :

a. Skeptis
Skeptis adalah sikap untuk berani bertanya sesuatu apapun itu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keraguan. sebagai wartawan harus berani untuk terjun ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif

b. Bertindak (action)
Sebagai seorang wartawan tidak menunggu suatu kejadian. tetapi seorang wartawan harus mencari dan mengamati kejadian-kejadian di sekelilingnya menggunakan nalurinya sebagai seorang Wartawan.

c. Berubah
Media bukan lah sebagai penyalur informasi saja, tetapi media sudah menjadi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dari sebuah informasi. Dan perubahan merupakan hukum utama bagi jurnalisme.

d. Seni dan Profesi
Untuk menangkap aspek-aspek yang unik wartawan perlu melihat dengan mata yang segar setiap kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar kita.

e. Peran Pers
sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai interpreter, wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi.
 
Sebuah berita wajib memiliki nilai di dalamnya, seperti berikut :

1.       Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak.
2.       Aktual: terbaru, belum “basi”.
3.       Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.
4.       Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal.
5.       Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).

      Sebuah berita harus memuat "fakta" di dalamnya terdapat unsur 5W + 1H. Berikut unsur-unsur yang terdapat dalam berita :

    Who - siapa yang terlibat di dalamnya?
    What – apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?
    Where – di mana terjadinya peristiwa itu?
    Why – mengapa peristiwa itu terjadi?
    When – kapan terjadinya?
    How – bagaimana terjadinya?

Pengertian Jurnalistik

      Saya sebenarnya belum terlalu paham banyak tentang foto jurnalistik. yang baru saya ketahui tentang foto jurnalistik hanya sekedar, foto jurnalistik itu foto yang natural yang nyata yang menggambarkan suatu kejadian yang sedang terjadi lalu di abadikan oleh bidikan kamera. Tidak terlalu banyak di rekayasa. Dan biasanya foto jurnalistik untuk kebutuhan Dokumenter, Berita. Intinya foto Jurnalistik adalah Foto untuk menyampaikan suatu berita yang sedang terjadi atau sudah terjadi. 
     
     Jadi saya mengambil refisi dari artikel-artikel yang ada di internet untuk menambahkan wawasan tentang apa itu Foto Jurnalistik.
Secara harfiyah jurnalistik berasal dari kata (journalistic) yang artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasar dari jurnalistik adalah  “jurnal” (journal) yang artinya laporan atau catatan, dan dalam bahasa Prancis  “jour” yang berarti “hari” (day). Asal-muasal kata jour adalah dari bahasa Yunani kuno yaitu         du jour yang berarti hari. yang dalam arti, kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak.
 
Dan secara konseptual foto jurnalistik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
  • sebagai proses
  • teknik
  • dan ilmu.
a)      Sebagai proses, jurnalistik adalah “aktivitas” mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini biasanya di lakukan oleh Wartawan berita yang biasa kita sebut Jurnalis.

b)      Sebagai teknik, jurnalistik adalah “keahlian” (expertise) atau “keterampilan” (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara.

c)      Sebagai ilmu, jurnalistik adalah “bidang kajian” mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa.